Minggu, 30 Oktober 2011

RINDU

selama aku mencari, selama aku menanti
bayang-bayangmu di batas senja
matahari membakar rinduku
ku melayang terbang tinggi
bersama mega-mega, menembus dinding waktu
ku terbaring dan pejamkan mata
dalam hati ku panggil namamu
semoga saja kau dengar dan merasakan
getaran di hatiku yang lama haus akan belaianmu
seperti saat dulu saat-saat pertama
kau dekap dan kau kecup bibir ini
dan kau bisikkan kata-kata aku cinta padamu
peluhku berjatuhan, menikmati sentuhan
perasaan yang teramat dalam
telah kau bawa segala yang ku punya
rindu ini telah sekian lama terpendam
getaran di hatiku yang lama haus akan belaianmu
seperti saat dulu saat-saat pertama
kau dekap dan kau kecup bibir ini
dan kau bisikkan kata-kata yeah aku cinta
kepadamu ... kepadamu ...

.

Jumat, 28 Oktober 2011

Suatu Saat Nanti....di Masa Depan

Sekarang..
Kamu bisa menolak
Kamu bisa membenci
Kamu bisa mempermainkan
Kamu bisa menuduh
Kamu bisa mencaci maki
Kamu bisa angkuh
Kamu bisa menyiksa
Kamu bisa menghancurkan hatiku

Suatu saat nanti... di masa depan
Kamu akan berlutut seraya berkata :
“Aku telah berpura-pura”,
“Aku telah bersandiwara”,
“Aku telah berdusta”,
“Maafkan aku”,
“Sebenarnya aku rapuh, saat membutuhkanmu”,
“Sejujurnya aku menangis bila rindu”,
“Aku sungguh menyayangimu”,
“Aku benar benar mencintaimu”.

Suatu saat nanti... di masa depan
Kamu akan  meraih tanganku
Kamu dekap erat tubuhku
saat air matamu berlinang perlahan
berderai, luruh berjatuhan
menimpa dan menyatu
dengan tubuhku yang tak lagi berdaya...

.

Jangan Kau Pergi

tak bisa ku terima
kau tinggalkanku saat ku butuh kamu
apa tak kau rasakan
betapa hancur hidupku tanpa kamu
aku terlanjur terlalu bergantung padamu
jangan pergi, jangan pergi
jangan kau pergi ku tak ingin sendiri
ku tak sanggup, ku tak sanggup
sungguh tak sanggup hidup tanpa cintamu

kau yang buatku tegar
tuk terus bertahan jalani hidup ini
aku terlanjur terlalu bergantung padamu
jangan pergi, jangan pergi
jangan kau pergi ku tak ingin sendiri
ku tak sanggup, ku tak sanggup
sungguh tak sanggup hidup tanpa cintamu
aku terlanjur terlalu bergantung padamu
jangan pergi, jangan pergi
jangan kau pergi ku tak ingin sendiri
ku tak sanggup, ku tak sanggup
sungguh tak sanggup hidup tanpa cintamu


AKU + KAMU

Kalau aku ini satu maka aku adalah tiada
Kalau pijakmu jengah maka aku terbang saja
Kalau aku awan dan kalau saja kamu bintang
Maka layaknya sihir, lebih baik langit melenyap
Karna lalu buat apa ada renggang di antara jariku
Buat apa dicipta hati yang luas
Kalau bukan jadi tempatmu mengadu
Karna lalu buat apa ada dua
Kalau yang ada hanya aku
Dan di sisi yang lain hanya ada kamu
Jadi di sinilah kita, di satu peraduan yang sama
Belajar tertawa, belajar menangis
Belajar mengajar, belajar mendengar
Di sinilah kita belajar Cinta

.

Jejak Kekasih.....

Dingin pagi melingkup dunia kecilku
kuingin kau selalu hadir disetiap jaga dan lenaku
kujuga ingin kau temani aku
beriring dalam jalan gelap maupun terang
jangan pernah menjauh apalagi
pergi meninggalkan diriku sepi..
dibahumu… kuingin sandarkan lelah jiwa
berdua melarung mimpi sampai nafas kan terjemput
ketukan dingin angin diwajahku
tak membuatku surut tuk tetap
bersimpuh dialtar kuasa Illahi Robbi
sembari kumengisahkan baitan
isi hati direruntuhan air mata do’a
untukmu cinta ini abadi….
simpuhku dalam bening pagi
sisi anganku menyisir jejak kasih yang kau tinggalkan
ada desah nyeri bercampur ratap pilu dan harap
engkau ada dimana….
disini aku masih selalu menunggumu..
jemput aku dan berikan seulas simpulmu
tuk menjadi penguat hatiku agar kumampu
menuju dermaga impian yang telah lama kita dambakan
kasih….
apakah tilas jejak cintaku telah terhapus dipendopo hatimu..?
sungguh…disini semua masih tersirat nyata
jejak kasihmu yang tersisa kan selalu kurawat tuk menjadi
tongkat pelipur dalam rana diri dibenua sepi..

.

Kamis, 27 Oktober 2011

Doa'ku di setiap 1/3 malam

Tuhan... kabulkanlah permintaanku ini.
Aku sangat mencintainya.
Jika dia mencintaiku, biarkan aku menjadi pendamping hidupnya
Jika dia tidak mencintaiku, buatlah agar dia cinta padaku.
Jika dia sudah terikat dengan yang lain, buatlah agar dia berpaling padaku.

Tuhan.... kabulkanlah do'aku ini
Jika dia baik untukku, dekatan aku sedekat nadi dan detak jantungku
Jika dia tak baik untukku, buatlah dia yang terbaik untukku
Apapun yang terjadi, buatlah agar aku dan dia bersatu.
Amin Ya Rabb....
.

Rabu, 26 Oktober 2011

"SURATMU YG PERTAMA BUATKU........"

23 Januari 2010
Kutulis untuk kakakku yang selalu ada dalam hela nafasku

Assalamu ‘alaikum Kakak…
Semoga saat kakak membaca surat ini, kakak dalam keadaan tersenyum. Karena Allah telah menghadirkan kembali rasa sayang serta KasihNya padamu. rasa yang sama saat kita bersama dulu, menjalani hari – hari penuh lelah, merangkai senyum dalam keletihan. Namun, kita menghimpunnya dalam suasana penuh cinta.


Kakakku.
Sekali lagi aku menyapamu, untuk sebuah rasa rinduku padamu. Apa kabarmu hari ini? Dari tempat aku menulis sepucuk surat ini, aku selalu berdoa dalam segenap hatiku, agar engkau di sana tetap teguh dalam keimanan, dan Allah tak pernah hentinya mencurahkan RahmatNya padamu. Walau aku tau...surat in tak akan pernah sampai di tanganmu hingga waktunya tiba nanti.


Kakak…
Pernahkah kau berpikir mengapa Allah mempertemukan kita? Adakah semua kenangan indah yang kita alami terjadi begitu saja. Aku tak kuasa membendung butiran cinta bila merenungi semua ini. Semalam di sepertiga malamku, ku curahkan segenap rinduku pada Sang Pemberi Cinta, karena aku tahu padaNya lah bermula rasa rinduku padamu. dan tak lupa sebait doa ku lantunkan di sepertiga malam ku itu, agar kau selalu dalam naunganNya.


Kakak….
Terakhir kali kala kita akan berpisah, sebenarnya aku benar – benar tak kuasa melepasmu, kenangan - kenangan manis yang telah lama kita jalin, rasanya terlalu erat untuk diuraikan. Tapi senyummu ketika itu, mengisyaratkan agar aku tetap tabah. Hingga kini bila jiwaku terasa sunyi wajah ceriamu selalu hadir. Seolah engkau benar – benar ada di sampingku. Menghiburku dengan cerita – cerita indah dari syurga, cerita tentang orang – orang yang selalu dikasihi Allah karena saling mencintai karenaNya.


Kakak…
Suatu kali saat cahaya senja menaungiku di bibir pantai, aku termenung sambil menatap riak – riak air laut yang tenang. membiarkan angin dengan lembutnya menerpa wajahku. Mengusikku, yang kala itu sedang terkenang akan dirimu. Dan butiran beningpun kembali mengalir, sesekali riak – riak air laut menggodaku, menyentuh kakiku yang tak beralas.


Kakakku, yang jiwamu selalu terpancar cahaya keimanan
Bila bisa memilih, aku ingin selalu setia bersamamu, mendengarkan cerita – cerita indahmu, atau menghiburmu kala kau sedang berduka. Tapi, aku mengerti bahwa sang Khaliq telah menyiapkan skenario terindahnya untuk kita, sehingga Tak ku risaukan lagi apapun takdir Tuhan tentang kita nantinya, bisa mengenalmu saja aku sudah sangat bersyukur. Aku bersyukur karena Allah telah menghadirkan dirimu pada sepotong mozaik hidupku yang singkat ini. Sepotong kenangan indah bersamamu, mampu mencerahkan setiap langkahku.


Kakak….
Sepucuk Surat yang engkau genggam ini, ku tulis dengan hati yang bergetar. Setiap untaian katanya adalah kuntum – kuntum rinduku padamu. aku menulisnya dengan perasaan yang sama saat engkau beri janji tak kan pernah meninggalkan aku, bahwa kita akan bertemu kembali di tempat terindahNya, syurga firdaus. Kini, saat kita tak bersama lagi. Hanya janji suci itulah yang menguatkan aku, mengiringi langkahku dalam merangkai cita – cita.

Kakakku,
Semenjak aku mengenalmu, aku telah mengenal banyak orang, bertemu bermacam rupa manusia. Namun, tak kutemukan satupun perasaan yang sama saat bersamamu. Ada kehangatan jiwa yang ku rasakan, saat kita menertawakan kecerobohan kita sendiri, kau telah mengajari aku bagaimana cara agar kita tetap tersenyum, meski takdir terasa pahit.


Kakakku…
Ku harap engkau selalu dalam kebaikan, jagalah selalu shalatmu, tilawahmu, serta lisanmu. Sehingga para malaikat menyaksikan engkau sebagai hambaNya yang sempurna dalam keimanan. Sahabatku, ku harap pula agar engkau selalu menjaga akhlakmu di manapun engkau berada, serta kepada siapapun, kepada orang yang muda ataupun tua, bahkan kepada orang – orang yang membencimu sekalipun.
Begitu juga diriku, ku mohon agar engkau selalu mendoakanku. Agar kita bisa menjadi pribadi yang menawan karena akhlak dan ilmu.


Kakakku..
Seterjal apapun perjalan yang kau tempuh, sepahit apapun kisah yang kau rasa. Ku mohon padamu, janganlah pernah berpaling dari cahayaNya. Yakinlah, bahwa engkau tak pernah sendiri, Allah dengan segala kemurahanNya akan selalu membimbingmu, asal dirimu selalu menjaga waktu untuk selalu dekat padaNya.

Kakakku yang hatinya selalu terpancar cahaya Illahi
Selalu ada ruang dihatiku untukmu, karena kau telah terlebih dahulu membesarkan hatiku. Dan aku berharap semoga kita bertemu kembali walau di tempat dan waktu yang berbeda, namun masih ada cinta di sana.


Kakakku, yang karena Allah aku merindukanmu.
Inilah sepucuk surat yang ku tulis untukmu, ku tulis dengan hati yang ikhlas, dengan jiwa yang basah. Semoga saat engkau membacanya, semakin terjalinlah rasa pesaudaraan kita. Dan semakin semangat pula ikhtiar kita menuju jalanNya. Semoga Allah menghimpun kita di taman – taman surganya.

Wassalam.

.

Selasa, 25 Oktober 2011

~"SOLITUDE"~

Sendiri aku meniti hari melewati sepi
Sendiri aku menapaki sunyi merangkum mimpi
Sendiri aku membelai resah............
memendam duka dan mengecup luka
Sendiri aku menguak derita merobek rasa
Sendiri aku menata hati..............
dan tertatih aku tanpa kasihmu
Karena...........
Kamu adalah angan dalam kelam
Sisa mimpi tadi malam
kamu adalah pencuri hati
Dari masa lalu..........
Yang pernah berlari dengan sepotong hatiku
Dan kamu adalah perahu
Yang tak mau menunggu.....
Kusediakan tempat untuk berlabuh
 
.

Hujan di Hatiku

Hujan deras di hatiku
teriris rasa cengeng nan manja
kian deras membanjiri rasaku
membuatku ingin berhenti
dari perjalanan yang penuh lara
menghindari bosan dari permainan luka.

Tetes demi tetes menggores dalam
kian mendalam dan terus mendalam
menciptakan pekat padamkan asa
terus menetes dan tak tau malu
dan tiap tetesannya bagai timah panas
membakar peta hidupku
memporak porandakan tatanan jalanku
membuatku kian tersesat 
dan jauh dan semakin jauh tersesat

Aku bosan begini
aku ingin hidup...tapi tak begini.

.

Menunggu Pagi


Menunggu Pagi  -2

entah apa rasaku
seakan melayang dalam gelap
sukmakupun tersakiti
oleh lelah berkepanjangan

rindu padamu menyeruak
menguliti detak jantungku
coba menghangatkan
tapi malah menghangus leburkan

terus terpaku
ditengah debu malam
digrogoti asap daun sebatang
kucoba usir kegalauan

malam, kapankah kau pergi 

Menunggu Pagi  -3

Jika saja dengan menangis
bisa ku urai duka yang mengiris
andai dengan tawa
bisa kualihkan lara yang menggila

Andai bisa tapi aku tak bisa
hanya hampa dan sepa
hanya terus dan terus berusaha
agar tetap terjaga

"karena jika aku tertidur aku pasti tak bisa bangun lagi"
 
.

Senin, 24 Oktober 2011

Bila Rasaku Ini Rasamu


Aku Memang Terlanjur Mencintaimu
Dan Tak Pernah Ku Sesali Itu
Seluruh Jiwa Telah Ku Serahkan
Menggenggam Janji Setiaku

Kumohon Jangan Jadikan Semua Ini
Alasan Kau Menyakitiku
Meskipun Cintamu Tak Hanya Untukku
Tapi Cobalah Sejenak Mengerti

Bila Rasaku Ini Rasamu
Sanggupkah Engkau Menahan Sakitnya
Terkhianati Cinta Yang Kau Jaga

Coba Bayangkan Kembali
Betapa Hancurnya Hati Ini Kasih
Semua Telah Terjadi

Sabtu, 22 Oktober 2011

Syair CINTA untukmu

Sayangku...
kenalilah musim hujan yang basah
dan kemarau yang meranggaskan daun-daun kering
di sepanjang hari dalam dua belas purnama
karena cintaku bersemi di dua musim

Sayangku...
kenalilah gelisah angin di antara buluh-buluh bambu
yang meliuk ke kanan dan meliuk ke kiri
yang menggemerisik di antara sunyi
karena ada bisikan tentang gelisahku

Sayangku...
ketika senja turun di bukit-bukit tak berpenghuni
ada rona yang dilukiskan pada latar langitnya
merah membara dan kadang-kadang lembayung
kenalilah warnanya yang disapukan dari rinduku

Sayangku...
malam-malamku adalah catatan tentang cinta
dinginnya menghangatkan dan memberi aroma rasa
aku jejaki purnama yang tenggelam di antara awan
dan aku ingin terbenam bersama cinta yang kau bawa

( Ketika nanti aku datang...aku ingin duduk bersamamu membaca syair ini berdua )
.

Harapanku

Dia bilang sayang aku, dia bilang mau memberi warna di kehidupanku... 
Apakah aku harus gembira atau dia cuma menghiburku.?
Harapanku...
dia akan  menemaniku sepanjang sisa hidupku
mengisi kekosonganku
memberi nuansa warnanya di hitamku
menghapus air mataku
mengganti sedihku dengan bahagianya.
Dan.....
benar - benar menyayangiku seperti yang dia bilang

.

Now......I Know Who You Are....


Aku baru tahu
Kau bagaikan awan yang berselimut tanpa arah
Aku baru tahu
Hatimu bagaikan sebuah pisau bisa menggores kapanpun
Tega...tega,,,, seseorang yang entah dimana
Menusukku dari belakang hanya karena sebuah dendam
Dendam yang tak pernah aku tahu
Dendam yang perlahan menyakitiku
Tapi aku baru tahu.
Petunjuk sang pencipta membuatku bangkit
Bangkit dari ketidakberdayaan
Bangkit dari keputusasaan
Bangkit dari kekecewaan
Dan..aku baru tahu
Kalau dirimu tak lebih dari iblis
Dan aku baru tahu dirimulah... PPENGHIANAT  itu.

.

Kejamnya Dirimu...


Ketika aku mengenalmu ku kira kau begitu baik
Tapi aku salah menilai tentangmu
Sejak aku tau kau tak anggap diriku sebagai kekasihmu
Hatiku sangat sedih sekali dan rasanya aku ingin menangis
Tapi air mata ini tak dapat keluar lagi
Setiap malam ku selalu memikirkanmu
Tapi semua itu hanya membuat hatiku makin tersiksa
Betapa bodohnya diriku ini
Menyukaimu yang tak pernah pedulikanku
Banyak laki-laki yang menyukaiku tapi aku lebih memilih dirimu
Tuk jadi yang terbaik di hatiku
Nyatanya semua itu hanya hayalku belaka

Mengapa kau tega menyakiti hatiku ?
Mengapa kau tega membuatku menangis ?
Meneteskan air mata yang tak pernah menetes ini
Mengapa...mengapa...dan mengapa... ?
Aku masih mengharapkan dirimu
Tuk jadi yang terbaik di hatiku
Padahal kau tlah menyakiti hatiku

Perih rasanya hati ini karenaku disakiti oleh orang yang ku sayang
Orang yang slalu ku puja dan orang yang slalu ku idam-idamkan
Kejamnya dirimu padaku dan mengapa kau lakukan ini padaku ?

Apakah salah jika aku mencintai seseorang yang sudah dimiliki orang lain?,
Apakah salah jika aku ingin memiliki seseorang yang sudah mencintai orang lain?,
Apakah salah jika aku merindukan seseorang yang tidak pernah mengharapkanku?,
Apakah salah jika aku mengharapkan seseorang yang tidak merindukanku?,


Bila aku salah maafkanlah diriku
Karena aku tak tau kau tak boleh disayangi,dicintai dan disukai
Oleh diriku...

.

Jumat, 21 Oktober 2011

Mengalirlah Kau Bersamaku

Sering tanpa kita sadari...
orang orang datang silih berganti dalam kehidupan kita..
meminum air dari sumber yang sama...
berbagi udara yang terhirup diruangan yang sama
berbisik..tertawa...bersenandung....
lalu pergi menghilang bagai cepatnya mata mengerjap perlahan
suara mereka masih terdengar,
wajah mereka masih terekam
bahkan kadang kita masih bertemu lagi dalam mimpi...
tetapi semuanya hanya seperti box televisi
yang berganti chanel
dan berharap ada acara yang membuat kita terhibur...
dan yang membuat kita merasa ada...

Aku...nggak ingin seperti itu...

Aku ingin...aku dan kamu, kawan ...
sama sama mengalir di sungai yang sama...
dengan perahu yang sama
dari muara yang sama...
hingga kelaut lalu keujung dunia
bersama sama...
aku ingin kita saling menemani...
dari satu halte kehidupan menuju halte kehidupan lainnya
sambil saling menggenggam ketulusan hati...
dan aku ingin....di blogku yang sederhana ini
..... mengalirlah kau , bersamaku.......

(untukmu yang sayang aku dan ingin memberi warna di hitamku)

.

Kamis, 20 Oktober 2011

Tentang AKU dan KAMU

Aku dan kamu..
Aku tak pernah bertemu dengan kamu,
tak pernah aku menatap dan melihat wajah kamu.
Hanya ada bayangan jingga diantara aku dan kamu.
Aku tak tahu awal cerita tentang aku dan kamu.
Aku hanya tahu, kamu selalu hadir didalam hari-hari aku.
Aku tak pernah berniat untuk mengejar bayangan tentang kamu,
dan aku tak ingin mencari pengganti bayangan tentang kamu.

Aku dan kamu..
Kamu adalah biru, biru yang selalu terbentang cantik diatas langit.
Kamu bagaikan nyanyian malam yang selalu hadir
diantara sayatan bahagia dan pedihku.
Kamu..yah kamu adalah pelangi, pelangi yang memiliki warna-warna,
dan warna itu selalu menghiasi cerita aku dan kamu.
Kamu, tak pernah aku bisa melukiskan tentang kamu,
karena kamu adalah lukisan yang tidak pernah bisa aku pahami.
Karena aku tidak pernah tahu cara melukiskan kamu.

Aku dan kamu..
Aku dan kamu selalu saja melewati waktu demi waktu,
menit demi menit dan detik demi detik.
Aku dan kamu tak pernah terpikir untuk bisa memberikan jawaban
kapan semua cerita tentang aku dan kamu akan berakhir.
Aku dan kamu, hanya didalam satu ruang hampa
terbentang satu kisah tentang aku dan kamu.
Aku dan kamu, lelah kadang datang menghampiri aku dan kamu.
Aku dan kamu, tawa dan canda ada diantara aku dan kamu.
Aku dan kamu, rasa yang tidak pernah bisa ditebak oleh aku dan kamu.
Aku dan kamu, bosan kadang menyapa aku dan kamu.
Aku dan kamu, mimpi dan khayal menjadi hiasan aku dan kamu.
Aku dan kamu, waktu seakan berhenti untuk mendengar desahan aku dan kamu.
Aku dan kamu, gairah dan gejolak nafsu kadang hadir diantara aku dan kamu.
Aku dan kamu, hati yang bimbang mencari jawaban aku dan kamu.

Dear Kamu.......
Malam ini aku masih saja sama dengan aku yang kamu bayangkan.
Masih ditempat yang sama, masih dengan hasrat yang sama,
dan masih dengan raga yang sama.
Hanya saja kadang aku pergi untuk meninggalkan kamu.
Didalam diam aku, tak pernah sedikitpun aku melupakan kamu.
Jika aku pergi, itu bukan mau aku.
Itu pasti garis yang sudah ditentukan untuk aku dan kamu.
Jangan pernah aku dan kamu mengingkari garis antara aku dan kamu yang sudah direncanakan oleh-Nya. Aku dan kamu hanya sepenggal cerita yang tak pernah aku dan kamu tahu seperti apa akhirnya.
Kamu tahu aku selalu ada didekat kamu, dan aku tahu kamu selalu saja meniupkan doa indah untuk aku. Kamu bukanlah malam ataupun siangku, kamu bukan mentari ataupun bintang.
Kamu hanyalah kamu dan aku akan tetap menjadi aku.

.

Selasa, 18 Oktober 2011

Sang Pencari

Larut malam selepas awan menutupi rembulan
kutuliskan puisi untukmu
terurai indah dari tinta emas yang kusimpan dalam kalbu
terpilih dari untaian kata yang biasa dipakai para bidadari
agar bisa kau mengerti sesederhana sunyi yang mengintip pada malam ini

Larut malam selepas awan menutupi rembulan
Suara gelisahmukah yang masih kudengar dari sini ?
seperti burung burung pagi
yang resah meninggalkan jerami tempat telurnya akan menetas nanti
Suara helaan nafas penantianmukah yang terbawa angin ini ?
bagai saputangan yang terjatuh
yang berharap sang dewi memungut dan membasuh dengan air suci lagi

duhai kau yang mencari sejati
terjagalah sejenak
matikan detik waktumu
dengarlah apa yang akan kukatakan padamu
melalui syair yang tertulis di kampus larut malam
diatas sajadah dan untaian tasbih
sebagai alas bersimpuh yang setia menemani dalam kesunyian hati

duhai kau yang mencari sejati
yang meminum cinta dari telaga bening hati
yang datang dari negeri dengan keajaiban yang tak pernah selesai
telah kau bawa seribu hikmah titipan suci dari buku tulisan ayahanda Rumi
telah kau tawarkan kesejukan yang melebihi sejuknya simphoni embun pagi
telah kau berikan harapan dari kata yang kadang artinya belum kau pahami
bisikan hikmahmu bagai cinta seorang gadis yang membiarkan gerai rambutnya
dibelai lembut angin dan menanti disapa sang pujaan hati
untuk menembangkan keindahan sekuntum bunga
untuk membisikan cahaya diatas kemurnian cinta
untuk mengetuk dan membelai hati yang sempat terluka
duhai kau yang mencari sejati
dirimu telah mengembang keawan
dinanti bagai sayap bidadari..
dicari dalam rindu sepanjang senyuman matahari..
untukmu...

genggamlah kesendirian jiwa sejenak di kamar kalbu yang tersembunyi
karena tahun tahun yang singkat dan halaman buku yang padat
akan menulis betapa engkaulah sebenarnya sang bijak yang dicari...
sehingga akan membuat bumi menyapa pagi harimu
siang memayungi sejati suci cintamu
dan malam membuka singgasana indah untuk lelap tidurmu...

Larut malam selepas awan menutupi rembulan
puisi ini memang tak pernah selesai kubuat untukmu
karena engkaulah sebenarnya sang pencari sejati...
karena engkaulah sebenarnya sahabat yang banyak dinanti

(dan dihadapanmu, puisikupun bak sebutir batu yang tenggelam di lautan tak bertepi...)
dikutip dari  Hendry Chairulsyah
 
.

Aku mulai mencintaimu sejak kau beri aku luka

pernah aku mengenggam seribu duri
berikut onaknya yang
menyesatkan perjalananku
tapi tak selebih dalam luka yg kau timbulkan dan kau doakan
aku belajar menyadari
kemudian kau belajar memulai membenciku
telah aku balas kisah indahmu
dalam setiap bintang itu
aku jejalkan namamu
mungkin kau tak puas dengan hasrat
jadi kau lukakan tepat
diatas jantung ini
tak seberapa dalam memang
tapi perih
aku ingin membalas untuk mencintaimu
tak dendam aku torehkan dalam langkahmu
karena aku bukan begitu
aku begini mencintaimu
tahukah engkau
tiap malam aku menyanyikan namamu
dari senyummu aku terbitkan
sejuta puisi?
memang kau tak perduli
andai jasad ku mulai kaku dan membiru
tapi aku perduli jika jasad mu disisiku
aku jaga dengan segala keperdulian
karena aku begitu menyayangimu....dan
Aku mulai mencintaimu sejak kau beri aku luka

.

I know you by heart...

Aku tuliskan namamu
Dan kusimpan rapi di sudut hatiku
Meskipun kita belum pernah bertemu
Aku telah mengenalmu
 
.
.

Tentang RAFA

Rafa sadar sampai kapanpun DEF tak kan bisa menikahinya karena setatusnya sebagai suami orang. Apalagi DEF sudah menjadi seorang ayah. Sementara itu Danang sudah menantinya bertahun-tahun dan Rafa mengabaikannya.

     "Kenapa tidak kau angkat telponmu hari ini?" tanya DEF
Tadi siang DEF menelpon beberapa kali yang tak ku angkat  karena waktu itu ada staff meeting di aula dengan direktur RS dimana aku bekerja. Setelah selesai aku lupa buat menelpon DEF kembali dan langsung ke OK untuk menyelesaikan laporan yg sedikit tertunda.
     "Mendadak ada staf meeting tadi pagi." Kuambil donat seraya menuang air putih ke dalam gelas dan kusodorkan kepadanya. "maaf aku lupa untuk menelponmu."
     "Biasanya kau tidak pernah lupa untuk menelpon balik."
     "Kali ini aku lupa."
     "Mungkin karena perhatianmu sudah tersita untuk laki-laki itu?"
     Dahiku berkerut. "Laki-laki siapa?"
     "Pacarmu itu."
     "Pacarku, siapa?"
     "Danang."
     Aku menggeleng. "Danang bukan pacarku tetapi dia teman kerjaku. Kita sudah lama berteman sejak aku masuk Rumah Sakit ini."
     "Dan merencanakan pernikahan?"
     Aku terkejut. Memang 2 minggu yang lalu, Danang dan aku membicarakan tentang pernikahan. Saat itu aku dan dia dalam satu kendaraan saat perjalanan pulang.
     "Kapan kamu mau menikah?" tanya Danang sambil menyetir mobil.
     "Kalau sudah ketemu dengan yang masuk kriteria menjadi suamiku." sahutku.
     "Sudah ada yang masuk kriteriamu?"
     Aku meliriknya. Danang tetap melihat jalan tanpa sedikit menoleh padaku. Bicara tentang kriteria, Danang adalah satu-satunya pria yang aku kenal saat ini yang masuk kriteria untuk menjadi suamiku. Bila ada perbedaan diantara kita, hampir tidak terlihat dan aku mungkin masih bisa mentolerir. Tapi soal hati dan perasaan......
     "Menurutmu.....apakah aku masuk dalam kriteria sebagai pria yang ingin menjadi suamimu? Apakah kita akan menjadi pasangan yang cocok?"
     Kupandang wajahnya yang tyrus dan tetap memandang kedepan.
     "Ya, kamu orang yang cocok."
     Sebuah senyuman kecil terlukis di bibirnya.
     "So........." sambungnya lagi, "bagaimana kalau seandainya kita menikah?"
     Aku memutar tubuhku 90 derajat agar bisa dengan jelas memandangnya, dan Danang tetap tak menoleh tetap melihat kedepan dengan jari-jari yang mencengkeram setir kuat- kuat.
     "Maksudmu kita menikah?"
     "Hmmmmm........aaaahhhhh....eeeee...."
     Aku nyaris terbahak saat melihat dia tergagap-gagap. Supaya tak terlihat dan membuatnya bertambah malu, kualihkan pandanganku keluar jendela. Menghitung butiran- butiran air hujan yang menempel di kaca.
     "......kalau kamu mau......."
     Suara Danang seolah tercekik. Kumiringkan kepalaku dan memandangnya. Setelah bertahun-tahun, akhirnya berani juga dia menyatakan perasaannya padaku. "Akan kupikirkan," sahutku pendek saat itu.


***

         "Bagaimana kamu bisa menjalin kasih dengan laki-laki lain di belakangku?" suara DEF membuyarkan lamunanku.
     "Danang itu sahabatku. Teman satu Rumah Sakit," sahutku.
     "Sahabat yang ingin menikahimu?"
     "Siapa yang bilang kalau kami mau menikah?"
     DEF tertawa kecut. "Dunia ini kecil, Beib. Sepupuku ternyata  teman SMA adik Danang yg jg kekasihnya. Dia mendengar dari gadis itu saat Kakaknya membicarakan perihal pernikahan kalian dengan orang tuanya. Dan yang dibicarakan itu adalah kamu Beib. Tak kamu duga, kan?"
     Oh. Danang sudah membicarakan rencananya yang ingin menikahiku dengan kedua orang tuanya. padahal aku belum memberi dia jawaban.
     "Kita tak mungkin begini terus," sahutku. "Dari awal kita tahu bahwa hubungan ini tidak akan langgeng."
     "Jadi karena itu kamu mau mencari laki-laki lain?"
     "Aku tidak pernah mencari laki-laki lain!"
     "Lalu, Danang itu siapa? tidak cukupkah satu laki-laki untukmu?"
     Aku terperengah mendengar kalimat itu. Kutatap DEF dengan marah. "Beraninya kamu berkata begitu!" seruku. "Kamu pikir aku perempuan apa? Bagaimana dengan dirimu sendiri? Kamu sudah beristri tetapi masih menjalin hubungan denganku!"
     "Karena kamu mau!"
     Kulempar  DEF dengan buku yang aku pegang.
     "Rafa!" Ia melompat dari duduknya menghampiriku dan langsung mencengkeram lenganku. "Dengar, aku tidak akan mengijinkan dan sampai kapan pun kamu punya kekasih selain aku. Kamu adalah milikku! Mengertikah!"
     Air mataku berhamburan.
     "Aku bukan milik siapa-siapa," protesku. "Kamu pun tidak."

Tak pernah terbayangkan sebelumnya suatu saat dalam hidup Rafa akan jatuh cinta dan mencintai separah ini. Bahkan setelah DEF  memaksakan kehendaknya, cinta kasih Rafa pada DEF tak pernah luntur setitikpun.


     "Apakah kamu serius?"
     Danang menatapku dari balik kacamatanya. Aku ingin menundukkan wajahku agar tidak menatapnya. Namun kukuatkan hati membalas pandangannya.
     "Ya," sahutku. Suaraku terdengar lemah di telingaku sendiri. Hampir tak kudengar. Untuk sesaat kami terdiam. Kugunakan kesempatan untuk memandangi ubin yang putih. Lantas kudengar Danang menghela nafas panjang.
     "Kuharap kamu tidak bercanda," katanya. Suaranya terdengar lembut.
     "Aku serius."
     "Ini adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup aku."
     "Ya, begitu juga aku."
     "Benarkah demikian?"
     "Ya."
     "Nanti aku akan tanya mama kapan waktu yang tepat untuk meminangmu."
     Danang tersenyum manis. Memandang Danang yang begitu bahagia, hatiku terasa ngilu.Laki -laki di depanku ini begitu tulus menyayangiku.Pantaskah aku menjadikannya sebagai pelarian?
     Andai saja aku bisa mencintai Danang. Laki - laki ini tidak pernah menuntut apapun dariku. Ia selalu sabar dan tak pernah memaksakan kehendak. Ia selalu penuh pengertian dalam menghadapi aku. Dari keluarga yang harmonis. Ia berpendidikan, punya karier yang bagus, mapan, masa depan yang cerah. Mengapa aku tidak bisa mencintainya? mengapa justru aku menyayangi DEF?
     Ah. DEF, sudah beberapa minggu aku tak mendengar khabar darinya. Ia tak pernah mengirim pesan apalagi menelpon. Hatiku merasa tidak enak. Apalagi subuh itu DEF meninggalkan apartemenku dengan berlinang air mata.
     "Beib......." bisiknya ditelingaku. Ia masih memelukku kuat - kuat.
     ".............maafkan aku........"
     Ia membenamkan wajahnya di leherku. Samar - samar kudengar isakannya. Lirih mengiris hatiku.
Amarah yang tadi bergolak - golak di dadaku, perlahan surut mendengar sedu sedannya. Ah bagaimana bisa aku mencintai seorang laki - laki seperti ini? Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa pada suatu saat dalam hidupku aku akan jatuh cinta dan mencintai seseorang separah ini. Bahkan setelah ia memaksakan kehendaknya padakupun, cintaku padanya tak luntur setitik pun.
     "Apakah kamu akan meninggalkan aku?" suaranya nyaris tak terdengar.
     Hatiku nyeri.
     "Aku tak ingin kamu menikahi laki - laki lain. Siapapun namanya." Ia melepaskan pelukannya. "Aku tak ingin membagimu dengan siapa pun. Bisakah kau mengerti?"
     Kupejamkan mata. Seandainya saja dunia berhenti berputar,biarlah DEF dan aku tetap disini, dalam waktu yang menjadi abadi.
     Ia mentapku dengan matanya yang hitam seperti malam. Mata lelaki yang sangat kucintai melebihi hidupku sendiri.
     "Mungkin aku bukan lelaki yang baik, kata DEF lagi, perlahan - lahan, "tetapi sungguh aku mencintaimu."
     Dikenakannya sepatunya. Tanpa meandangku dia membuka pintu. Seketika tangisku pecah saat pintu tertutup.

***

     Beberapa lama setelah  DEF meninggalkanku subuh itu, kunci apartemen aku ganti. Sebenarnya tak perlu kugantipun DEF tak kan datang lagi.
     Aku tak tahu kapan akan melihatnya lagi. Sekali dua kali aku tergoda untuk menanyakanya pada Laras. Tetapi Laras tak pernah menyinggung perihal DEF. Akupun tak menyinggung perihal DEF. Hari - hari lewat begitu saja. Sampai suatu saat Laras menelpon aku.
     "Sebenarnya aku tak ingin mengabarkan hal ini kepadamu," katanya, tetapi kalau tak kuberitahu dan terjadi sesuatu, aku akan menyesal seumur hidup."
     Jantungku berdegub kencang. "Ini soal DEF, bukan?"
     "Iya. Sudah satu minggu DEF di Rumah Sakit."
     Tanganku bergetar. "Kenapa?"
     "Sepertinya dia minum obat penghilang rasa nyeri terlalu banyak."
     Waktu remaja DEF pernah mengalami kecelakaan hebat, tulang belakangnya cedera dan sering menyebabkan ia kesakitan hingga harus minum obat penghilang rasa nyeri.
     Laras mengantarkanku ke rumah sakit. Di rumah sakit itu untuk pertama kalinya aku bertemu dengan Chacha. "Hai," sapanya seraya menjabat tangan yang kuulurkan. Sekilas kulirik anak kecil yang berdiri di belakangnya bergelayut manja dan malu - malu.Anak DEF. Hatiku perih. Untung wanita paruh baya (adik ibu DEF) menyilahkan kami masuk ke ruang ICU untuk menengok DEF.
     "Ia tidak sepenuhnya sadar karena pengaruh obat," katanya dengan suara sedih , membuatku gelisah.
     Hanya dua orang yang boleh masuk dan aku tau peraturan itu. Setelah kukenakan baju khusus aku masuk dan berdiri di samping tempat tidur DEF.
     Rasanya nafasku terhenti ketika melihat sosok DEF yang terbaring lemah di tempat tidur. Begitu kurus, pucat, dan begitu banyak peralatan medis yang menempel di tubuhnya. Tuhanku......apakah yang telah terjadi?
     Rasanya aku ingin menangis, tetapi mataku kering. Barangkali aku akan jatuh ambruk jika Laras tak menopangku.
"Rafa, bisiknya di telingaku. "Kuatkan dirimu."
     Kugenggam erat jemari DEF yang kurus. Beginikah rasanya melihat orang yang kucintai dan kusayangi bertarung dengan maut, sedangkan kita tak mampu berbuat apa - apa.
     "Saatnya kita pergi," bisik Laras beberapa saat kemudian.
     Setelah kunjungan itu, tiap hari aku menjenguknya sepulang dari rumah sakit aku bekerja. Dan aku berharap Chacha tak mencurigaiku dan berfikir akulah dokter yang menanganinya.
Aku tak bisa untuk tidak menemuinya, setelah tau ia bertarung dengan maut.
 Dan aku beruntung tiap aku menjenguknya aku tak pernah bertemu dengan Chacha. Lebih sering aku menjumpai adik ibu DEF. Ia tidak banyak bertanya dan selalu tersenyum saat aku datang. Apakah ia tahu ada sesuatu antara DEF dan aku, aku tak peduli.

Aku tak pernah sesedih ini seumur hidupku. Seandainya saja dunia bisa berhenti berputar, biarlah DEF dan aku tetap disini, dalam waktu yang menjadi abadi.

***

     "Aku tahu kamu beberapa kali mengunjungiku waktu aku ada di ICU." Suara DEF terdengar di telingaku. "Tante Rima yang memberitahu.Seandainya saja aku sadar waktu itu, tentu aku tak mengijinkanmu pergi lagi."
     Aku tertawa lirih. DEF memang tak menyadari kehadiranku.
     "Lain kali, jangan menakutiku seperti itu, "kataku. "Kupikir aku akan kehilanganmu selama - lamanya."
     "Saat itu memang aku ingin mati. Sengaja aku minum obat lebih banyak. Tindakanku memang tolol. Seharusnya aku lebih kuat Beib. Sepertimu. Kurasa hidupku sudah berakhir waktu kamu memutuskan untuk menikah dengan Danang."
     Aku menarik nafas panjang. "Keputusan itu masih berlaku, DEF."
     Untuk sesaat tak ada yang bicara. Kurasakan jari - jari DEF membelai rambutku.
     "Aku tahu," ujarnya kemudian. "Tetapi aku harus tetap menemuimu."
     "Hubungan ini ......" suaraku tercekik, "......tidak bisa berlanjut."
     "Aku tahu. Aku hanya ingin kamu tahu bahwaq aku tetap selalu menyayangimu."
     Kubenamkan wajahku di dadanya. Aku tak ingin berkata - kata. Aku hanya ingin menikmati saat - saat bersamanya. Karena setelah ini, aku takkan bisa bersamanya lagi. Kami akan menempuh jalan hidup masing - masing.
     "Beib........."DEF membelai - belai pipiku. "Aku harus pergi sekarang."
     Kurasakan pipiku basah. DEF memegang kedua pipiku. Matanya yang hitam seperti malam berkaca - kaca. "My Lovley Baby," ucapnya lirih.
     Aku tersedu - sedu.
     Ia menciumku. Lama. Lembut.
     "Berhentilah menangis," bisiknya di telingaku. Disekanya air mataku dengan punggung tangannya. lalu dibimbingnya aku berdiri. "Aku belajar banyak darimu, terutama belajar menjadi kuat. Dan hei, aku akan datang di pernikahanmu nanti. Pastilah kamu pengantin yang tercantik yang pernah aku lihat."
     Kupandang matanya yang hitam dan berlinang air mata.
     Ditundukkan kepalanya, bibirnya terasa lembut di dahiku.
     Kami berpandangan.
     Dibukanya pintu.
     Ditutupnya di belakangnya.

.

Sempurna Kau Menyakitiku

Sempurna...sempurna..sempurna...
sempurna kamu menyakitiku...
meneteskan garam terasin diatas luka rasaku... dan
menyapunya dengan siraman jeruk nipis ke segala penjuru..

Jika dipertanyakan aku pun tak mau..
jika diberi kesempatan aku pun segan memilih itu..
jika masih ada waktu aku pun ingin berlalu..
jika masih terbuka aku pun ingin ragu..

Suatu ketika kamu berjanji dan mengungkapkan,
bukan itu maksud aku disini..
namun akhirnya itu pun terjadi..
mengingkari janji dan menyayat hati...

Suatu ketika kamu kembali dan mengatakan,
sekali lagi kau benar lagi..
di saat semua sudah menjadi basi..
dan tidak memberi arti..

Sempurna...sempurna...sempurna...
sempurna kamu menyabik hatiku...
menggores tinta terlara tanpa warna..
dan mengakhirinya dengan hampa yang tanpa makna...

Suatu ketika mereka akhirnya mengiba..
ternyata menginginkanku atas masa depanku saja..
karena aku ada di penghujung taman bunga..
yang bisa membawa mereka jauh ke surga..

Suatu ketika kamu berusaha..
namun tak ada saat momen paling berharga..
anggapnya usahanya telah memberi harga..
yang tak tergantikan tiada duanya...

Suatu ketika kamu menjaga..
dengan alasan yang dapat diterima..
namun pada akhirnya, ternyata itu topeng belaka...
yang membuatku sungguh terhenyak besar dalam kata terpana.

ternyata sama saja..
ternyata tiada beda..
ternyata tetap serupa..
ternyata..kata yang paling tidak kusuka..

Berapa lagi aku harus melonggarkan rasa percaya..
dimana lagi aku harus menaruh rasa percaya..
kapan lagi aku harus mampu menerima rasa percaya..
dan bagaimana lagi rasa percaya itu mampu menjadi sesuatu yang nyata..

Terima kasih pada akhirnya mataku pun terbuka..
jiwaku pun bangkit dan lepas menyambut warna..
meski kutak pernah ingin semua berakhir seperti ini..
merajuk ketidakikhlasanku yang belum juga terhenti..

Karena pada akhirnya aku hanya bisa diam..
makin jauh kumelangkah dalam gelapnya malam..
meniti titian memori yang mampu terekam...
sebelum pada akhirnya jiwa ini kembali terhenyak...dan karam.
.

Senin, 17 Oktober 2011

Ingin jadi yang terbaik

Dan sempat ku mengutip kenangan yang tertinggal 
dan menyimpannya di tempat yang indah hari ini.
Tak perlu menjadi yang terbaik, memadailah jadi yang terindah… 
kemudian sempurnalah hidupku yang tak sempurna ini.
 
.

Kuingin Kau Tahu

aku tak punya alasan untuk menyintaimu..
tapi aku punya satu alasan untuk merindukanmu.
kerana aku menyayangimu...

.

Aku Ingin Bercinta

Aku ingin bercinta.... dengan lumut dan dedaun segar dari nadimu.
Bergayut manja pada bongkahan pelipis nyalimu.
Lalu terlelap

Aku ingin bercinta.... dengan adrenalin yang membuncah dari kelelakianmu.
Bersandar nyaman pada beranda gundahmu.
Lalu terlelap

Aku ingin bercinta denganmu.... lalu terlelap

.

Minggu, 16 Oktober 2011

Tanpamu SEPI

Tahukah kau bahwa di setiap nafas yang kuhirup ada dirimu
Tapak-tapak jejak dan wangi keberadaanmu pekat memeluk hatiku
Tahukah kau di setiap langkah ini selalu terkelebat bayanganmu
Di setiap sisip waktu yang berdetik
kuhela permintaan pada peri-peri untuk menjumpakanmu

Setiap sudut penaku telah menjadi persinggahanmu,
Ada gempita tiap kau bertandang kesana
Pena-pena menari tiap merasakan kehadiranmu
Mereka berlomba dengan udara untuk menyebutmu

Dan udara yang memenuhi ronggaku
adalah dirimu, memacu jantungku untuk hidup
Ah.. Bahkan kau adalah jatung itu sendiri..
Tanpamu rasanya sepi... Aku mati..
Jantung yang tak hidup
takkan bisa menggerakkan pena untuk menari,
Kau jantungku..

Tahukah kau bahwa dalam setiap semilir angin kutiupkan rindu untukmu
Bisikan rindu angin itu tak pernah keliru..
Dia jujur bahwa kau adalah nafas yang menjadi jantungku...

.

Kamis, 06 Oktober 2011

~Sepiku Sendiri~










Di sini, sepiku sendiri. Kubungkus selaput duka dengan secarik tisu yang kemudian basah kuusap saja membasuh luka. Cinta tidak seperti pisau, tapi tajam mampu menorehkan luka. Bukan lantaran kau nyanyikan senandung sendu dan rapalan doa, melainkan bait-bait titian sunyi yang teriris kepiluan hati. Di sini, hatiku terbagi. Antara cinta dan benci. Dua keping rasa yang bersatu dalam sebongkah hati yang mulai karat karena debu dan dosa. Ketika matamu seperti bola lampu yang berpijar menyala api. Aku ingin menebus dosa. Mungkin dengan secawan anggur merah, atau barangkali sekalian saja dengan darah. Aku tak tahu arti keabadian. Ketika semuanya bisa terjadi oleh keniscayaan. Disini, sunyi menyepi. Tak ada riuh tawa memecah telinga di tengah malam kota.  Hanya rinai gerimis yang menepis kerinduanku tentang pelangi yang tak pernah datang lagi. Di antara tepian sungai yang kutemukan seuntai selendang sutra. Kemanakah harus kukembalikan rindu. Ketika kau titipkan cahaya senja di setiap pejaman mataku. Memanjakanku. Di sini, mataku merapi.


.

Kau Bilang Tak Usah

Sepasang merpati merapatkan cengkeraman
di atas ranting dan dahan.
Gerimis masih turun perlahan
dan bias kaca membekas menyamarkan padangan mata.
Aku menatap kosong......
Lampu-lampu jalanan seperti kunang-kunang di musim hujan.
Adakah kau memikirkan bulan malam ini.
Ketika tak kulihat lagi sinarnya tertutup mendung.
Dan aku di sini masih menunggumu.
Aku ingin menemuimu, tapi kau tak ingin.
Aku ingin menemanimu, tapi kau bilang tak usah.
Aku pun resah.
Hadirku hanya untuk membuatmu sekadar melepas tawa.
Mungkin, kau masih menunggu bulan itu datang agar aku bisa menemuimu?

.

Rabu, 05 Oktober 2011

Aku Tak Akan Bertanya

Terasa ada yang hilang belakangan ini, begitu pagi menyusup ke dalam sukma
Aku tak menemukan senyummu disana…
Kemanakah hari hari yang lalu?
Dalam diam ku coba mengerti, mengapa siluet wajahmu semakin menjauh..
Takkan aku tanyakan lagi kenapa…
Hanya saja sesuatu itu seperti telah hilang di telan hampa sang waktu…
Apapun yang kamu lakukan disana semoga selalu baik baik saja…
Dan hari ini, aku kembali bertahan diantara deraan hujan.
Menghitung titiknya jatuh di pelataran sepi berkabut tipis..
Takkan ku tanyakan kenapa gambaranku semakin hilang dalam kehidupanmu..
Sebab sudah pasti pertanyaan itu takkan terjawab bukan?
Membuncahkah rasa rasa yang telah bersemi itu?
Ataukah hamparan huma itu sudah tidak menarik bagimu? Entahlah…
Takkan ku tanyakan kenapa hadirku semakin memudarkan keyakinanmu…
Selamat Pagi hujan…
Bawalah bayangku menembus kabutmu…..

.

Senin, 03 Oktober 2011

Lelah Hati

Langkahku semakin berat seolah ini beban yang tak dapat lagi aku tahan, yang tak dapat lagi aku pikul meski aku telah berusaha sekuat tenaga untuk mengangkatnya. Aku bisa saja pura-pura tertawa meskipun hati kian terluka, tapi aku tak akan pernah mampu mengabaikan deritaku yang kian mengganggu.

Aku tak lagi punya keberanian untuk menatap ulang masa depan yang kian kelam dan terabaikan. Apa aku bisa menatanya, berjuang membenahi setelah apa yang terjadi??? Semua begitu tiba-tiba, yang tak pernah terlintas sedikitpun bagiku bahwa semua ini akan berakhir seperti ini pada akhirnya meski diawal aku berharap semua akan bahagia dengan seiring kami bersama.

Aku tak mampu berharap lagi, aku tak sanggup memohon lagi dan aku tak bisa untuk mengiba lagi untuk kesekian kali. Semua ini terlalu menyakitkan hati hingga aku tak mampu lagi berdiri bangkit dari keterpurukan ini. Apa memang lagkahku harus terhenti sampai disini,…?
Tak bisakah aku terus melangkah menapaki semua jalan terjal ini meski hanya seorang diri dan tak ada lagi yang mendukungku saat onak dan duri tajam menusuk kaki?

Apa aku terlalu takut untuk mengetahui akhir dari perjalanan panjang yang melelahkan ini setelah semua yang terjadi dalam hidupku yang seolah setumpuk siksaan hati yang terus menyiksaku tiada henti?
Aku berharap akan ada secercah harapan yang mampu menerangiku, mengiringi langkahku menapaki setiap liku jalan yang aku pilih untuk kulalui meskipun penuh kerikil tajam dan duri yang siap menghalangi bahkan melukai.

Sekarang aku harus mandiri menapaki dengan pasti seorang diri sampai akhirnya aku menemukan sang tambatan hati yang akan setia menemani sampai aku mati tanpa pernah sedikipun melukai….

.

"Only You"

 Termenung aku dalam diam
Merebak aku dalam angan
Lewat tatapan yang penuh akan cobaan
Ingin ku merasakan gejolak dalam hatimu

Disetiap tetesan embun yang menyambut pagi
Merebak dalam rencana
Untuk membuka hatimu
Lewat butiran - butiran kata
Ingin kumiliki , ingin kuhiasi
Dirimu dengan tulus cintaku

Bilakah malam ini yang merajai sepi
Kan bersinar mewarnai cinta
Bilakah hatimu terbuka untukku
Dengan janji untuk selalu setia
Bilakah semua ini dapat kau mengerti

Dalam mimpi yang nyata
Bilakah rindu ini kau jawab dengan cinta
karena aku hanya ingin dirimu

.

Terima kasih ( ikhlasku berterima kasih ) karena menyakitiku

Aku berterima kasih padamu... untukmu yang membuatku bahagia...
Untukmu yang membuatku bersedih hati...
Untukmu yang membuatku tercampakkan...
Untukmu yang tlah menyakitiku...
Aku belajar darimu... dan kini kuucapkan terima kasih padamu.

Ini bukan untuk menyakitimu, bukan balas dendamku,
Tidak harus menjadi “PR” mu, dan bukan untuk melecehkanmu.
Kau tak perlu berpikir berat…kau hanya tinggal menikmati…

Ini bermula dari semua kesakitanku,
Keterpurukkanku dan posisi lemahku pada saat…
(suka atau tidak yang sebentar akan kaubaca adalah kenyataannya),
Kau menyakitiku

Setelah semua pintu otak, hati, dan inderaku terpaksa dan memang dipaksa utk dibuka…
Aku mendewasakan diriku secara paksa, karena memang tidak ada pilihan yang tersedia.
Jutaan detik berlalu kujalani tanpa pilihan.
Sampai akhirnya, berjalan menuju …entah apa namanya…
mungkin keikhlasan atau pendewasaan.

Aku berbeda!..aku menjadi orang yang bahagia dengan pemikiran berbeda.
Dan untuk itulah aku bersyukur….
dan skrg tiba waktunya utk kulafalkan terima kasihku…

Terima kasih utk menyakitiku
Terima kasih utk mencintaiku
Terima kasih utk tetap atau tidak lagi menyayangiku
Terima kasih utk semua caramu ( caramu menghiburku)
Terima kasih utk kata yang sudah/ belum / tidak sempat terucap
Terima kasih utk semua lagu yang sudah dinyanyikan
( rangkaian nada nya sudah mengakar)
Terima kasih utk tetap atau tidak lagi memimpikanku
Terima kasih utk semua tawa sekaligus amarahmu
( ini pernah mewarnai hariku, terima kasih…)
Terima kasih utk semua airmata
Terima kasih utk pernah tak berkata-kata
Terima kasih utk semua pelukan
( kau tau aku paling suka dipeluk)
Dan..terima kasih pernah bersedia berdiri disampingku
Karena kumengerti semua yang pernah / masih kaulakukan apapun, dimanapun dan kapanpun Membutuhkan Usaha, dan untuk semua usaha itu kuberterima kasih.
Mungkin memaafkan masih merupakan kata yang sulit utk kuucapkan,
Maka aku memilih kata yang lebih mudah….Terima kasih

Mungkin belum sempat terucap langsung dari mulutku..tapi kau mendidikku (dgn cara tertentu)
Sekali lagi.....Terima kasih untuk menyakitiku

.

Minggu, 02 Oktober 2011

Maafkan Aku

Yang telah mencoba menancapkan duri tajam di hatimu
bukan maksudku melukai dan menepikanmu
sadarkah kau di sinikupun terluka?
kuingin kau kembali bercanda dan tertawa
kurindu dengan ceriamu
haruskah aku pergi?
agar kau dapat memberi maaf padaku?
ku tak ingin melupakanmu untuk selamanya
walau kau harus mencaci maki diriku
tak akan pudar kasih sayangku untukmu
ku akan mencoba bertahan terluka
ku takkan lupa indah senandungmu
itulah yang membuatku bertahan di tempat ini
ku akan pergi
namun wajahmu menahan keinginanku ini
aku menyukaimu
aku menyayangimu
aku mencintaimu
kuingin memilikimu
namun itu semua takkan bisa
aku bukan orang yang pantas mendapatkanmu
aku cukup melihat ceriamu
janganlah buram untukku
kuingin cerah wajahmu kembali seperti dulu
kuingin kau tahu jika aku mencintai dirimu
maafkanlah aku jika hatimu terluka oleh perbuatanku
aku sayang kamu.

.

(Jangan) Pergi

Entah posesif atau egois
Aku selalu menyakiti kamu dengan kata-kata
Mendekapmu erat sampai mencelakai
Semua karena tak ingin kehilangan kamu

Setiap kali aku berucap maaf menyesali,
Hanya seperti mendapat kesempatan untuk menyakiti lagi
Dan sekarang aku sering bertanya pada diri,
“Inikah yang aku sebut sebagai cinta?”

Miris setiap mendengar kamu lelah menjalani
Lebih baik hubungan ini berhenti
Daripada terus saling kecewa dan tersakiti,
Daripada harus terus dipaksa saling mengerti

Maaf jika aku masih tidak mampu menahan diri,
Hingga yang keluar hanya semua emosi
Tapi aku ingin kamu bertahan dan bersamaku,
Aku tak mau kehilangan kamu dan harus memulai semuanya lagi

Kamu dan aku sama-sama tahu,
Kita akan terus berusaha menjadi yang terbaik
Mewujudkan mimpi-mimpi yang tertunda
Sampai semua indah pada waktunya

.